Membuat paket data baru #tar -cf nama_paket file1
Menambah Isi paket data #tar -rf nama_paket file_x
Enakanya kemana ya
Selasa, 27 September 2011
Banyak di antara kita suka bingung kalo udah mendekati hari libur
Karena kita gak tau,apa aktifitas kita saat libur,baik itu pegawai,pelajar,dan pengangguran..haha
Ada yang milih diam saja di tempat ( rumah ) bermalas - malasan akbar
Ada juga beberapa yang lebih memilih untuk bepergian dan tujuan yang ber macam - macam
Tapi mereka mempunyai satu kesamaan alasan yang sama dan paling banyak saya dengar usut punya usut nih,Alasan yang paling banyak saya temui adalah...jreng jrengg jrenggg
"Melepas Penat" Mau setuju ato nggak nih..,tapi menurut SENSUS dari para "BOLANG" (BOcah jarang puLANG...heehe) Memang itulah alasan no1 diantara 2 alasan..
Kenapa langsung saya bilang itu alasan no1,karena alasan no2 adalah "hura - hura".. (??????) Gak mungkin bgt,Memangnya punya pohon uang yang gak abis2??ya gak..??
Cukup untuk bahas tentang sensus yang dilakukan oleh saya sendiri,hehe
nah sekarang saya kasih beberapa tempat yang layak untuk di kunjungi,bersama Keluarga,teman,pacar atau bisa juga selingkuhan...haha
Jalan2 ala bang Rinto yang pertama :
Enjoying Bangka - Belitung (babel)
Awal Mula Pulau Bangka
Karena kita gak tau,apa aktifitas kita saat libur,baik itu pegawai,pelajar,dan pengangguran..haha
Ada yang milih diam saja di tempat ( rumah ) bermalas - malasan akbar
Ada juga beberapa yang lebih memilih untuk bepergian dan tujuan yang ber macam - macam
Tapi mereka mempunyai satu kesamaan alasan yang sama dan paling banyak saya dengar usut punya usut nih,Alasan yang paling banyak saya temui adalah...jreng jrengg jrenggg
"Melepas Penat" Mau setuju ato nggak nih..,tapi menurut SENSUS dari para "BOLANG" (BOcah jarang puLANG...heehe) Memang itulah alasan no1 diantara 2 alasan..
Kenapa langsung saya bilang itu alasan no1,karena alasan no2 adalah "hura - hura".. (??????) Gak mungkin bgt,Memangnya punya pohon uang yang gak abis2??ya gak..??
Cukup untuk bahas tentang sensus yang dilakukan oleh saya sendiri,hehe
nah sekarang saya kasih beberapa tempat yang layak untuk di kunjungi,bersama Keluarga,teman,pacar atau bisa juga selingkuhan...haha
Jalan2 ala bang Rinto yang pertama :
Enjoying Bangka - Belitung (babel)
Awal Mula Pulau Bangka
Pulau Bangka adalah pulau besar yang dikeliling oleh banyak pulau-pulau kecil, menyimpan banyak cerita sejarah dan peradaban yang besar sejak zaman dahulu. Letaknya yang strategis dengan kekayaan alam yang melimpah sejak pertama kali mampu direkam oleh catatan sejarah membuktikan bahwa Pulau Bangka adalah pulau yang bernilai historisitas tinggi.
Sebagai bagian dari sejarah besar, runtutan peristiwa yang pernah terjadi yang berkaitan dengan daerah ini juga menjadi perdebatan. Tidak saja perdebatan berkaitan dengan sejarah mula secara geografis, tetapi juga interaksi masyarakat didalamnya yang masih terus diperdebatkan oleh para peneliti dan tetua masyarakat didalamnya. Perdebatan tentang asal-usul kata Bangka sendiri adalah perdebatan yang belum final hingga sekarang.
Banyak versi yang mencoba memberikan interpretasi atas kata bangka, namun bukti fisik tentang asal-usul kata ini sendiri belum ditemukan kecuali usaha banyak ahli untuk menghubungkan analisis mereka dengan berbagai peristiwa. Versi sejarah yang tampaknya paling kuat adalah versi sejarah Kota Kapur. Ditemukannya bukti sejarah otentik berupa prasasti Kota Kapur yang berangka tahun 686 masehi memulai perdebatan tersebut secara ilimiah. Prasasti yang ditemuka di Sungai Menduk (Kabupaten Bangka Barat Sekarang) tersebut berisikan 240 kata bahasa Sanskerta. Prasasti tersebut berisi tentang peringatan kepada masyarakat di wilayah Kerajaan Sriwijaya tentang larangan untuk melakukan pemberontakan. Peringatan tersebut jelas dibuat oleh penguasa kerajaan Sriwijaya pada masa itu sehingga dipekirakan bahwa Pulau Bangka pada masa Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat aktivitas yang ramai. Dalam prasasti Kota Kapur, sama sekali tidak disebutkan kata Bangka. Namun para ahli sejarah banyak menghubungkan Bahasa Sanskerta yang digunakan pada prasasti Kota Kapur dengan kata vanca yang kemudian mengalami perubahan kata menjadi Bangka tampaknya bisa diterima dengan nalar.
Penduduk Asli Pulau Bangka
Sebagai bagian dari sejarah besar, runtutan peristiwa yang pernah terjadi yang berkaitan dengan daerah ini juga menjadi perdebatan. Tidak saja perdebatan berkaitan dengan sejarah mula secara geografis, tetapi juga interaksi masyarakat didalamnya yang masih terus diperdebatkan oleh para peneliti dan tetua masyarakat didalamnya. Perdebatan tentang asal-usul kata Bangka sendiri adalah perdebatan yang belum final hingga sekarang.
Banyak versi yang mencoba memberikan interpretasi atas kata bangka, namun bukti fisik tentang asal-usul kata ini sendiri belum ditemukan kecuali usaha banyak ahli untuk menghubungkan analisis mereka dengan berbagai peristiwa. Versi sejarah yang tampaknya paling kuat adalah versi sejarah Kota Kapur. Ditemukannya bukti sejarah otentik berupa prasasti Kota Kapur yang berangka tahun 686 masehi memulai perdebatan tersebut secara ilimiah. Prasasti yang ditemuka di Sungai Menduk (Kabupaten Bangka Barat Sekarang) tersebut berisikan 240 kata bahasa Sanskerta. Prasasti tersebut berisi tentang peringatan kepada masyarakat di wilayah Kerajaan Sriwijaya tentang larangan untuk melakukan pemberontakan. Peringatan tersebut jelas dibuat oleh penguasa kerajaan Sriwijaya pada masa itu sehingga dipekirakan bahwa Pulau Bangka pada masa Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat aktivitas yang ramai. Dalam prasasti Kota Kapur, sama sekali tidak disebutkan kata Bangka. Namun para ahli sejarah banyak menghubungkan Bahasa Sanskerta yang digunakan pada prasasti Kota Kapur dengan kata vanca yang kemudian mengalami perubahan kata menjadi Bangka tampaknya bisa diterima dengan nalar.
Penduduk Asli Pulau Bangka
Definisi tenteng penduduk asli Pulau Bangka hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa penduduk asli Pulau ini adalah Suku Melayu, padahal pembahasan sebelumnya nyebutkan bahwa Suku Melayu adalah eksodus secara perlahan-lahan penduduk yang datang dari kerajaan johor dan Kerajaan Lingga-Riau.
Sejarah dipulau ini juga diwarnai dengan kedatangan orang-orang bugis yang menjadi lanun dan menguasai dan menguasai pulau-pulau kecil dan daerah pesisir Bangka. Cina juga adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan perjalanan perkembangan demografis pulau ini. Sebuah buku yang ditebitkan pada tahun 1954 (anonim) berjudul Republik Indonesia Propinsi Sumatera Selatan menuliskan bahwa penduduk asli Pulau Bangka adalah mereka yang merupakan hasil pertalian perkawinan antara pelaut-pelaut yang datang dari Jawa, Palembang, Minangkabau, dan Bugis yang menjelma menjadi penduduk asli yang baru. Jadi tampaknya Pulau Bangka dan Belitung pada mulanya tidak berpenghuni, melainkan didatangi oleh penduduk dari daerah lain dan kemudian membentuk kultur khas daerah ini.
Pada sekitar pertengahan abad ke-17, pasukan dari Kerajaan johor dan Kerajaan Minang datang untuk membantu penguasa setempat menumpas para lanun-lanun yang mengganggu aktivitas masyarakat. Kedua Kerajaan ini mendarat di Toboali dimana kemudian Kerajaan Minang menetap dan mempengaruhi budaya dan bahasa peduduk setempat, sedangkan Pasukan dari Kerajaan johor menuju Mentok dan kemudian menetap serta memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan budaya dan bahasa penduduk Mentok dan sekitarnya.
Pengaruh Kerajaan Minang di Toboali sangat terasa hingga sekarang, misalnya dari sudut bahasa yang cenderung mengganti huruf S dengan H. Hal ini dapat di indetifisikasi pada penggunaan bahasa yang digunakan di Minang. Pengaruh lain misalnya pada tradisi makanan seperti lemang di Toboali yang merupakan makanan khas Minang. Sedangkan pengaruh Melayu Johor yang sangat kuat ditampakkan pada ciri khas ke-Melayu-an yang sangat kental di Mentok, misalnya pada bahasa yang cenderung menggunakan E pepet, tradisi masyarakat Mentok juga mengidentifikasikan diri dengan tradisi Melayu Malaysia. Sementara itu, Heidhues menyebutkan bahwa seorang pejabat Belanda bernama J. Van den Bogaart datang ke Pulau Bangka pada tahun 1803 membagi penduduk Bangka pada waktu itu dalam 4 kasta, yaitu :
1. Cina,
2. Melayu,
3. Orang Bukit (disebut juga Orang Gunung/Orang Darat),
4. Orang Laut (Orang sekak.)
sumber : dari berbagai sumber
Selain itu beberapa dari pasti pernah meonton film dalam negri yang berlatar di daerah bangka belitung,satu diantaranya.. " film laskar pelangi "
Bagi yang udah pernah menontonnya,pasti dapat banyak pesan moral dari cerita film ini,dan pemandangan pulau bangka belitung yang identik dengan suasana lautnya..
Bila berminat dan ingin menjadikan pulau ini sebagai tujuan wisata anda saya punya tips bagi para BOLANG :
1.Naik kapal laut
Dengan ngeluarin dana 175 000 Untuk Ongkos kapalnya,uda bisa sampai di pelabuhan pangkal balam
atau trik yang satu ini,cocok untuk jiwa - jiwa bolang
caranya :
Datang Kepelabuhan terdekat,tanyakan kapal yang tujuan ke bangka - belitung
habis itu,tanyakan harga normal,nah bila harga normal melebihi perkiraan.ada baiknya menanyakan kepada supir2 barang (truk)
Negosiasikan sesuai keadaan kantong,biasanya supir2 yang tidak ditemani oleh hellper (kondektur) akan menerima bayaran Rp.100rb rupiah
kalo harga cocok,naik langsung ke atas bus,dan ikuti aba2 dari supir supaya tidak ada masalah,dan tetap santai jangan panik
2.Pesawat
Harga pesawat yang selalu ber ubah - ubah menjdadi salah satu kendala terjadinya perubahan rencana,dan selalu mengulur waktu
tapi bagi anda yang ingin berlibur dengan transportasi pesawat di perkirakan harganya berkisar Rp.400rb
Nah bila anda berminat dan tertarik membaca blogg saya ini,dan mengikuti saran dari saya,..Saya mengucapkan "Selamat Berbolang Ria" Dan Tetaplah Waspada...Gbu
Sejarah dipulau ini juga diwarnai dengan kedatangan orang-orang bugis yang menjadi lanun dan menguasai dan menguasai pulau-pulau kecil dan daerah pesisir Bangka. Cina juga adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan perjalanan perkembangan demografis pulau ini. Sebuah buku yang ditebitkan pada tahun 1954 (anonim) berjudul Republik Indonesia Propinsi Sumatera Selatan menuliskan bahwa penduduk asli Pulau Bangka adalah mereka yang merupakan hasil pertalian perkawinan antara pelaut-pelaut yang datang dari Jawa, Palembang, Minangkabau, dan Bugis yang menjelma menjadi penduduk asli yang baru. Jadi tampaknya Pulau Bangka dan Belitung pada mulanya tidak berpenghuni, melainkan didatangi oleh penduduk dari daerah lain dan kemudian membentuk kultur khas daerah ini.
Pada sekitar pertengahan abad ke-17, pasukan dari Kerajaan johor dan Kerajaan Minang datang untuk membantu penguasa setempat menumpas para lanun-lanun yang mengganggu aktivitas masyarakat. Kedua Kerajaan ini mendarat di Toboali dimana kemudian Kerajaan Minang menetap dan mempengaruhi budaya dan bahasa peduduk setempat, sedangkan Pasukan dari Kerajaan johor menuju Mentok dan kemudian menetap serta memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan budaya dan bahasa penduduk Mentok dan sekitarnya.
Pengaruh Kerajaan Minang di Toboali sangat terasa hingga sekarang, misalnya dari sudut bahasa yang cenderung mengganti huruf S dengan H. Hal ini dapat di indetifisikasi pada penggunaan bahasa yang digunakan di Minang. Pengaruh lain misalnya pada tradisi makanan seperti lemang di Toboali yang merupakan makanan khas Minang. Sedangkan pengaruh Melayu Johor yang sangat kuat ditampakkan pada ciri khas ke-Melayu-an yang sangat kental di Mentok, misalnya pada bahasa yang cenderung menggunakan E pepet, tradisi masyarakat Mentok juga mengidentifikasikan diri dengan tradisi Melayu Malaysia. Sementara itu, Heidhues menyebutkan bahwa seorang pejabat Belanda bernama J. Van den Bogaart datang ke Pulau Bangka pada tahun 1803 membagi penduduk Bangka pada waktu itu dalam 4 kasta, yaitu :
1. Cina,
2. Melayu,
3. Orang Bukit (disebut juga Orang Gunung/Orang Darat),
4. Orang Laut (Orang sekak.)
sumber : dari berbagai sumber
Selain itu beberapa dari pasti pernah meonton film dalam negri yang berlatar di daerah bangka belitung,satu diantaranya.. " film laskar pelangi "
Bagi yang udah pernah menontonnya,pasti dapat banyak pesan moral dari cerita film ini,dan pemandangan pulau bangka belitung yang identik dengan suasana lautnya..
Bila berminat dan ingin menjadikan pulau ini sebagai tujuan wisata anda saya punya tips bagi para BOLANG :
1.Naik kapal laut
Dengan ngeluarin dana 175 000 Untuk Ongkos kapalnya,uda bisa sampai di pelabuhan pangkal balam
atau trik yang satu ini,cocok untuk jiwa - jiwa bolang
caranya :
Datang Kepelabuhan terdekat,tanyakan kapal yang tujuan ke bangka - belitung
habis itu,tanyakan harga normal,nah bila harga normal melebihi perkiraan.ada baiknya menanyakan kepada supir2 barang (truk)
Negosiasikan sesuai keadaan kantong,biasanya supir2 yang tidak ditemani oleh hellper (kondektur) akan menerima bayaran Rp.100rb rupiah
kalo harga cocok,naik langsung ke atas bus,dan ikuti aba2 dari supir supaya tidak ada masalah,dan tetap santai jangan panik
2.Pesawat
Harga pesawat yang selalu ber ubah - ubah menjdadi salah satu kendala terjadinya perubahan rencana,dan selalu mengulur waktu
tapi bagi anda yang ingin berlibur dengan transportasi pesawat di perkirakan harganya berkisar Rp.400rb
Nah bila anda berminat dan tertarik membaca blogg saya ini,dan mengikuti saran dari saya,..Saya mengucapkan "Selamat Berbolang Ria" Dan Tetaplah Waspada...Gbu
Langganan:
Postingan (Atom)